Apa itu pickup? Mengapa dia dinamakan demikian? Pickup adalah sebuah transducer yang akan mengubah energi getar dawai menjadi energi listrik, untuk kemudian diteruskan melalui kabel. Dinamakan pickup karena dia bertugas mem-”pickup” (mengambil) setiap getaran dari dawai tersebut.
Mengganti pickup gitar dan bass sekarang sudah sangat sering dilakukan. Tapi apa alasannya, sehingga harus menggantinya? Jawabannya kembali pada pertanyaan, “Sudah puaskah Anda dengan sound gitar Anda tersebut?” Hampir 99 % dari semua gitar, kini dibuat dari bahan dasar yang sama, yakni kayu, string, hardware, dan pickup. Tiap komponen ini memainkan peran yang sama dalam memformulasi sound-nya. Boleh jadi kita sudah memiliki sebuah instrumen yang terlihat keren dari sisi fisiknya, dan cukup baik juga dalam hal playability-nya. Tetapi, olala…ternyata sound-nya tidak seperti yang kita harapkan. Ada apa ini? Jawabnya singkat saja, pickup yang ada di instrumen itu bukanlah pickup untuk Anda.
Bagaimana menemukan tone dalam memilih pickup yang sesuai selera Anda? Ide di bawah ini semoga bermanfaat untuk Anda.
Pertama, kenali nada (tone) seperti apa yang ingin kita peroleh. Apakah kita perlu output yang lebih besar? Atau apa kita perlu tone yang tipis saja? Apakah tone yang kini tampil terasa kurang di bagian bottom end-nya? Atau apakah tone yang menonjol pada sisi dinamikanya, yang kita cari?
Nah, pertanyaan seperti di atas harus Anda jawab lebih dahulu. Inilah langkah awal kita bermain dengan pickup.
Selanjutnya, cari tahu dengan membaca katalog produk atau bertanya kanan-kiri, apa saja yang berkaitan tentang pickup. Jika beruntung, Anda bisa saja menemukan guide tentang pickup dalam sebuah CD yang dikeluarkan dan dijual oleh pabrikan pickup, contohnya seperti The Journey is The Destination yang dibuat oleh Seymour Duncan/Bassline. Sedangkan pabrikan lainnya biasanya juga menyertakan contoh sound pada situs resminya. Kalau tidak, terpaksa Anda hanya akan menebak-nebak melalui spesifikasinya saja.
Membaca spesifikasi pickup memang perlu. Walaupun hal itu tidak menggambarkan apapun tentang sound-nya. Hanya saja melalui spesifikasi itu pula kita bisa memperkirakan sound-nya. Jadi tidak asal “Tebak-tebak buah manggis.”
Bagaimana menemukan tone dalam memilih pickup yang sesuai selera Anda? Ide di bawah ini semoga bermanfaat untuk Anda.
Pertama, kenali nada (tone) seperti apa yang ingin kita peroleh. Apakah kita perlu output yang lebih besar? Atau apa kita perlu tone yang tipis saja? Apakah tone yang kini tampil terasa kurang di bagian bottom end-nya? Atau apakah tone yang menonjol pada sisi dinamikanya, yang kita cari?
Nah, pertanyaan seperti di atas harus Anda jawab lebih dahulu. Inilah langkah awal kita bermain dengan pickup.
Selanjutnya, cari tahu dengan membaca katalog produk atau bertanya kanan-kiri, apa saja yang berkaitan tentang pickup. Jika beruntung, Anda bisa saja menemukan guide tentang pickup dalam sebuah CD yang dikeluarkan dan dijual oleh pabrikan pickup, contohnya seperti The Journey is The Destination yang dibuat oleh Seymour Duncan/Bassline. Sedangkan pabrikan lainnya biasanya juga menyertakan contoh sound pada situs resminya. Kalau tidak, terpaksa Anda hanya akan menebak-nebak melalui spesifikasinya saja.
Membaca spesifikasi pickup memang perlu. Walaupun hal itu tidak menggambarkan apapun tentang sound-nya. Hanya saja melalui spesifikasi itu pula kita bisa memperkirakan sound-nya. Jadi tidak asal “Tebak-tebak buah manggis.”
Magnet
Ada beberapa jenis magnet yang digunakan untuk pickup gitar. Tapi pada dasarnya dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu Ceramic dan Alnico. Alnico sendiri merupakan magnet yang terdiri dari gabungan Aluminium, Nikel, dan Cobalt.
Magnet termasuk salah satu yang cukup memberi kontribusi pada tone. Karena magnet inilah yang akan menentukan seberapa besar medan magnet yang akan tercipta dari getaran sang dawai. Dan hasilnya berupa sustain dan tone yang smooth atau yang lebih dramatis.
Alnico juga masih terdiri dari Alnico II dan Alnico V yang secara total dapat memberikan perbedaan yang lumayan mencolok. Alnico II akan menghasilkan sound yang lebih smooth, lebih warm dengan tone yang khas. Sedangkan Alnico V cenderung lebih bright, lebih berdinamika dengan kadar bottom end yang lebih tight dibanding yang Alnico II. Contoh pickup terkenal yang menggunakan magnet Alnico II adalah: Alnico II Pro Humbucker, Seth Lover Model SH-55, Stag Mag SH-3, dan Pearly Gates SHPG-1 yang kesemuanya adalah buatan Seymour Duncan. Sedangkan pickup DiMarzio yang menggunakan Alnico II adalah Seymour Duncan yang menggunakan magnet Alnico V adalah: ’59 Model SH-11, Jazz Model SH-2, Screamin Demon SH-12, dan JB Model SH-4. DiMarzio juga menggunakan Alnico V pada tipe Tone Zone, Paf Pro, dan lain-lain.
Lain Alnico, lain pula Ceramic. Ceramic ini terbuat dari paduan antara bahan material yang diambil dari bumi, seperti Barium dan Strontium. Pembuatannya sendiri melalui tekanan dan panas yang sangat tinggi. Bila Anda mencari pickup yang powerfull dengan dinamika yang lebar, maka pickup yang bermagnet Ceramic ini adalah untuk Anda. Karena Ceramic akan menghasilkan medan magnet yang jauh lebih hebat dibandingkan yang Alnico. Seymour Duncan memilih magnet ini untuk tipe pickup Duncan Distortion SH-6. Sedangkan DiMarzio menggunakan magnet ini untuk Super Distortion, X2N, dan Evolution.
Ada beberapa jenis magnet yang digunakan untuk pickup gitar. Tapi pada dasarnya dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu Ceramic dan Alnico. Alnico sendiri merupakan magnet yang terdiri dari gabungan Aluminium, Nikel, dan Cobalt.
Magnet termasuk salah satu yang cukup memberi kontribusi pada tone. Karena magnet inilah yang akan menentukan seberapa besar medan magnet yang akan tercipta dari getaran sang dawai. Dan hasilnya berupa sustain dan tone yang smooth atau yang lebih dramatis.
Alnico juga masih terdiri dari Alnico II dan Alnico V yang secara total dapat memberikan perbedaan yang lumayan mencolok. Alnico II akan menghasilkan sound yang lebih smooth, lebih warm dengan tone yang khas. Sedangkan Alnico V cenderung lebih bright, lebih berdinamika dengan kadar bottom end yang lebih tight dibanding yang Alnico II. Contoh pickup terkenal yang menggunakan magnet Alnico II adalah: Alnico II Pro Humbucker, Seth Lover Model SH-55, Stag Mag SH-3, dan Pearly Gates SHPG-1 yang kesemuanya adalah buatan Seymour Duncan. Sedangkan pickup DiMarzio yang menggunakan Alnico II adalah Seymour Duncan yang menggunakan magnet Alnico V adalah: ’59 Model SH-11, Jazz Model SH-2, Screamin Demon SH-12, dan JB Model SH-4. DiMarzio juga menggunakan Alnico V pada tipe Tone Zone, Paf Pro, dan lain-lain.
Lain Alnico, lain pula Ceramic. Ceramic ini terbuat dari paduan antara bahan material yang diambil dari bumi, seperti Barium dan Strontium. Pembuatannya sendiri melalui tekanan dan panas yang sangat tinggi. Bila Anda mencari pickup yang powerfull dengan dinamika yang lebar, maka pickup yang bermagnet Ceramic ini adalah untuk Anda. Karena Ceramic akan menghasilkan medan magnet yang jauh lebih hebat dibandingkan yang Alnico. Seymour Duncan memilih magnet ini untuk tipe pickup Duncan Distortion SH-6. Sedangkan DiMarzio menggunakan magnet ini untuk Super Distortion, X2N, dan Evolution.
Coil
Pada dasarnya, pickup terdiri dari dua komponen, yakni sebuah magnet dan gulungan kawat tembaga yang disebut coil. Gulungan ini akan melilit dengan jumlah ribuan kali pada masing-masing bobbin. Perbedaan antara besar bobbin, banyaknya jumlah gulungan, serta ukuran kawat tembaga yang digunakan juga akan memberi perbedaan pada hasil akhir unjuk kerja sebuah pickup. Gulungan yang lebih sempit dan lebih dekat pada pole pieces seperti yang banyak digunakan pada single coil-nya Fender, akan menghasilkan sound yang cenderung lebih treble. Sedangkan desain berbeda seperti model P-90 akan menghasilkan sound yang lebih Fat dengan respon mid-range yang lebih warm.
Pada dasarnya, pickup terdiri dari dua komponen, yakni sebuah magnet dan gulungan kawat tembaga yang disebut coil. Gulungan ini akan melilit dengan jumlah ribuan kali pada masing-masing bobbin. Perbedaan antara besar bobbin, banyaknya jumlah gulungan, serta ukuran kawat tembaga yang digunakan juga akan memberi perbedaan pada hasil akhir unjuk kerja sebuah pickup. Gulungan yang lebih sempit dan lebih dekat pada pole pieces seperti yang banyak digunakan pada single coil-nya Fender, akan menghasilkan sound yang cenderung lebih treble. Sedangkan desain berbeda seperti model P-90 akan menghasilkan sound yang lebih Fat dengan respon mid-range yang lebih warm.
Jumlah Lilitan
Jumlah lingkaran kabel tembaga yang terlilit di sekitar kumparan juga akan mempengaruhi tampilan pickup dan tone keseluruhan gitar Anda. Sebuah pickup yang terlalu banyak memiliki lingkaran, akan punya tingkat output yang tinggi. Sebaliknya, pickup dengan lingkaran yang kecil akan menciptakan suara yang lemah dan tipis. Maka di sini kita perlu pintar-pintar mendapatkan pickup yang memiliki jumlah lingkaran yang pas, agar suara yang tampil bisa oke punya.
Jumlah lingkaran kabel tembaga yang terlilit di sekitar kumparan juga akan mempengaruhi tampilan pickup dan tone keseluruhan gitar Anda. Sebuah pickup yang terlalu banyak memiliki lingkaran, akan punya tingkat output yang tinggi. Sebaliknya, pickup dengan lingkaran yang kecil akan menciptakan suara yang lemah dan tipis. Maka di sini kita perlu pintar-pintar mendapatkan pickup yang memiliki jumlah lingkaran yang pas, agar suara yang tampil bisa oke punya.
Resistansi DC
Panjang kawat dan jumlah lingkaran pada coil, masing-masing berperan penting dalam menentukan tingkat resistansi DC. Biasanya, kian tinggi resistansi DC, akan kian tinggi pula output dan akan kian rendah respon treble. Untuk single coil, tingkat resistansi DC biasanya berada di sekitar 6.5k untuk sebuah tone vintage, dan 15 k untuk sebuah tone ber-output tinggi. Untuk humbucker, resistansi DC-nya berkisar antara 7.5 k hingga 16.5 K.
Output Millivolt
Ada juga pabrikan pickup yang mengukur outputnya berdasarkan millivolt. Besarnya angka millivolt ini menandakan besarnya output. Makin besar dia, makin tinggi pula output-nya. Output yang besar lebih disarankan untuk pickup yang akan digunakan pada posisi bridge. Alasannya adalah karena hebatnya getaran dawai akan kian berkurang semakin mendekati bridge, sehingga pickup beroutput besar akan mengkompensasikan hal itu. Pickup yang beroutput sama besar juga bisa bekerja dengan baik dalam sebuah gitar. Hanya saja yang ber-output besar lebih tidak disarankan untuk dipasang di posisi neck.
Ada juga pabrikan pickup yang mengukur outputnya berdasarkan millivolt. Besarnya angka millivolt ini menandakan besarnya output. Makin besar dia, makin tinggi pula output-nya. Output yang besar lebih disarankan untuk pickup yang akan digunakan pada posisi bridge. Alasannya adalah karena hebatnya getaran dawai akan kian berkurang semakin mendekati bridge, sehingga pickup beroutput besar akan mengkompensasikan hal itu. Pickup yang beroutput sama besar juga bisa bekerja dengan baik dalam sebuah gitar. Hanya saja yang ber-output besar lebih tidak disarankan untuk dipasang di posisi neck.
Tone Guide
Ada beberapa pabrikan pickup yang juga memberikan Tone Guide pada lembar spesifikasinya. Hal ini biasanya berupa besar kecilnya repro masing-masing rentang frekuensi. Hal ini akan sangat membantu kita dalam menentukan pickup pilihan kita, misalnya pada pickup Super Distortion-nya DiMarzio dengan tone guide, bass 8.0, Mid 7.5, dan treble 5.5. Ini akan menggambarkan pickup tersebut cukup bagus pada respon low-end-nya, cukup hanya di sesi mid-range, namun agak dark di respon treble-nya.
Ada beberapa pabrikan pickup yang juga memberikan Tone Guide pada lembar spesifikasinya. Hal ini biasanya berupa besar kecilnya repro masing-masing rentang frekuensi. Hal ini akan sangat membantu kita dalam menentukan pickup pilihan kita, misalnya pada pickup Super Distortion-nya DiMarzio dengan tone guide, bass 8.0, Mid 7.5, dan treble 5.5. Ini akan menggambarkan pickup tersebut cukup bagus pada respon low-end-nya, cukup hanya di sesi mid-range, namun agak dark di respon treble-nya.
Cara Memilih
Menentukan pilihan memang memerlukan sangat banyak pertimbangan. Dengan berbagai point yang sudah dibahas di atas, memilih pickup-nya harusnya sudah menjadi jauh lebih mudah.
Dalam memilih pickup, yang pertama harus ditentukan adalah model yang diinginkan. Apakah single coil atau humbucker? Lalu tetapkan tone yang Anda inginkan. Apakah akan lebih banyak bermain di frekuensi rendah, seperti power chord dan modern rock, atau yang lebih bright? Kalau sudah dapat, barulah tentukan output yang diinginkan.
Output yang lebih besar akan menentukan seberapa besar kadar distortion yang bisa dihasilkannya. Output yang besar juga biasanya menyebabkan respon treble-nya makin berkurang. Hanya saja hal ini masih bisa diatasi dengan knob “Treble” pada amplifier atau efek Anda.
Sudah jauh lebih sederhana bukan? Masalahnya sekarang adalah bagaimana mendapatkan informasi yang akurat seputar spesifikasi pickup tersebut? Memang kebanyakan toko alat musik di Indonesia ini memang agak “pelit” dalam membagikan katalog dari masing-masing produknya. Paling-paling kita hanya mendapatkan brosur yang biasanya hanya berupa selebaran yang tidak memuat data lengkap tentang pickup tersebut. Parahnya lagi, kadang kita cuma mendapatkan selebaran poster A4 yang hanya terdapat gambar si gitaris dengan merek pickup yang dia gunakan, padahal yang kita butuhkan lebih dari sekedar poster.
Solusinya adalah dengan mengunjungi sistus resmi dari masing-masing pabrikan pickup tersebut. Bisa dipastikan bahwa semua data seputar spesifikasinya bisa kita dapat di sana. Kalau Anda beruntung, ada juga situs yang menyertakan file MP3 yang menperdengarkan contoh sound-nya.
Menentukan pilihan memang memerlukan sangat banyak pertimbangan. Dengan berbagai point yang sudah dibahas di atas, memilih pickup-nya harusnya sudah menjadi jauh lebih mudah.
Dalam memilih pickup, yang pertama harus ditentukan adalah model yang diinginkan. Apakah single coil atau humbucker? Lalu tetapkan tone yang Anda inginkan. Apakah akan lebih banyak bermain di frekuensi rendah, seperti power chord dan modern rock, atau yang lebih bright? Kalau sudah dapat, barulah tentukan output yang diinginkan.
Output yang lebih besar akan menentukan seberapa besar kadar distortion yang bisa dihasilkannya. Output yang besar juga biasanya menyebabkan respon treble-nya makin berkurang. Hanya saja hal ini masih bisa diatasi dengan knob “Treble” pada amplifier atau efek Anda.
Sudah jauh lebih sederhana bukan? Masalahnya sekarang adalah bagaimana mendapatkan informasi yang akurat seputar spesifikasi pickup tersebut? Memang kebanyakan toko alat musik di Indonesia ini memang agak “pelit” dalam membagikan katalog dari masing-masing produknya. Paling-paling kita hanya mendapatkan brosur yang biasanya hanya berupa selebaran yang tidak memuat data lengkap tentang pickup tersebut. Parahnya lagi, kadang kita cuma mendapatkan selebaran poster A4 yang hanya terdapat gambar si gitaris dengan merek pickup yang dia gunakan, padahal yang kita butuhkan lebih dari sekedar poster.
Solusinya adalah dengan mengunjungi sistus resmi dari masing-masing pabrikan pickup tersebut. Bisa dipastikan bahwa semua data seputar spesifikasinya bisa kita dapat di sana. Kalau Anda beruntung, ada juga situs yang menyertakan file MP3 yang menperdengarkan contoh sound-nya.
Sayangnya…
Spesifikasi memang sama sekali tidak membuat kita jadi bisa menentukan sound seperti apa yang akan dihasilkan pickup itu nantinya. Karena ada faktor lain yang menentukan sound, seperti gitar dan amplifikasinya. Untuk gitarnya, beberapa hal akan turut memberi kontribusi pada sound-nya. Mulai dari material kayu untuk bodi dan neck, string yang terpasang dengan tuning-nya, amplifikasi dan efek yang digunakan, sampai pada teknik picking si gitaris.
Tapi setidaknya, tetaplah menjaga pickup tersebut dalam keadaan sangat baik, tanpa cacat. Walaupun sound-nya tidak cocok dengan Anda. Karena pasti ada gitaris di luar sana yang membutuhkan sound dari pickup tersebut. Dan bisa dipastikan dia akan dengan senang hati membayar pickup second Anda. Apalagi kondisinya memang sangat bagus. “So.. keep it clean…!”
Dikutip dari : http://www.audiopro.co.id
0 komentar:
Posting Komentar